Untuk Mewujudkan Pendidikan Yang Berkualitas MIFU Sumberjokidul adakan Seminar Parenting
Sumberjokidul. Pada awal semester genap tahun pelajaran 2019/2020  Madrasah Fathul Ulum Sumberjokidul mengadakan Seminar Parenting dengan tema “Pola Asuh Anak Yang Benar Ketika Berada Di Rumah” bersama Drs. M. Yahya Konsultan Pendidikan Kabupaten Bojonegoro sebagai Narasumber Tunggal dalam Kegiatan tersebut. Kegiatan ini dapat terlaksana berkat kerja sama pengurus paguyupan wali murid dan pihak madrasah, kegiatan ini diikuti oleh seluruh wali murid RA dan MI Fathul Ulum Sumberjokidul kurang lebih 150 orang
Kepala MI Fathul Ulum Sumberjokidul, Masyhudi, dalam sambutannya mengatakan ini adalah kegiatan seminar parenting yang ke tiga, tujuan seminar ini agar orangtua mampu menerapkan  pola asuh yang tepat ketika adak berada dirumah, “Alhamdulillah kita bisa istiqomah mengadakan kegiatan kayak gini setiap tahunnya”. Imbuhnya

Dalam paparan materi Drs. M. Yahya menyampaikan “Menjadi orangtua itu bukan hanya mengalir begitu saja,” katanya .

Lebih lanjut Yahya menuturkan pola asuh terhadap anak secara tepat harus mulai diterapkan sejak si anak masih berusia dini. 
“Memang peran orang tua dalam mengasuh anak pada usia dini sangatlah penting. Kalau pola asuh yang diterapkan sejak si anak masih kecil sudah tepat pasti kedepanya saat sudah besar si anak tersebut dapat menjadi anak yang tumbuh dengan baik,” tuturnya. 
Yahya menekankan semua pola asuh yang tepat didasari dari memahami karakteristik anak.
“Orangtua bisa lebih mantap lagi dalam mengasuh anak bila mereka sendiri memahami karakteristik anak mereka. Sehingga kebutuhan pengasuhan bisa disesuaikan dengan karakteristik anak itu sendiri,” jelasnya. 
Salah seorang peserta seminar yang juga merupakan orang tua murid MI Fathul Ulum Sumberjokidul, Kholiq, mengatakan ia antusias mengikuti seminar tersebut. 
“Seminar seperti ini sangat dibutuhkan oleh orangtua biar kita mampu menyadari kesalahan dalam pengasuhan,” kata Kholiq. [hd]
Parenting “Pola Asuh Ramah Otak Menuju Madrasah Ramah Anak”

MIFUNEWSenin (07/1/2019) bertempat di Halaman Madrasah Ibtidaiyah Fathul Ulum Sumberjokidul, Madrasah Ibtidaiyah Fathul Ulum Sumberjokidul mengadakan  Parents Gathering. Parents Gathering ini mengangkat  tema Pola Asuh Ramah Otak Menuju Sekolah Ramah Anakdengan menghadirkan pembicara Bunda Bekti Prastyani, S.Pd. selaku fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak

Dalam acara tersebut juga hadir Ibu Hj. Luluk Mahbubah, S.Pd, M.Pd.I selaku pengawas Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro. Dalam sambutannya beliau menyampaikan selamat atas terlaksanya Parenting yang dilaksanakan di MIFU Sumberjokidul, selaku jadilah lembaga yang kreatif dan inofatif serta bisa mejadi pelopor bagi madrasah lain.
Kegiatan tersebut diikuti oleh kurang lebih 150 orang wali murid, hadir juga dari unsur pengurus BP3MNU Fathul Ulum, komite madrasah dan tokoh masyarakat, dalam kegiatan tersebut terlihat antusias para peserta parenting dalam mengikuti materi. Mereka berharap parenting yang akan datang yang diundang dan dihadirkan tidak habya salah satu wali murid, tetapi  dari unsur kedua orang tua/wali (ayah dan ibu) sekalian, agar mereka bisa bersama-sama mebimbing putra-putrinya.
Menurut bunda Bekti, Parenting ini merupakan sarana komunikasi yang diusahakan madrasahuntuk menggalang kerjasama yang baik antar guru dan orangtua. Tujuannya, agar semua pihak dapat bersinergi dengan baik dalam mendidik anak. Karena, pendidikan itu tidak hanya dilakukan di sekolah, tetapi juga di rumah.

Dalam kegiatan tersebubut beliaua (bunda bekti ) menjelaskan setidaknya ada sembilan pilar karakter yang bisa dijadikan panduan bagi orang tua untuk membentuk kepribadian anak yang cerdas, bermoral, dan unggul.
Sembilan pilar itu adalah:
pertama, cinta kepada Allah SWT dan semesta beserta isinya. Hal ini bisa diwujudkan dengan sering mengajak anak bepergian ke alam bebas sambil menerangkan dan menjelaskan seluruh benda-benda yang ada di alam.
Pastikan juga anak mengerti kalau semua benda-benda itu ada yang menciptakan dan mengatur keadaan mereka, yaitu Allah SWT.
Pilar kedua, menumbuhkan rasa tanggung jawab, kedisiplinan, dan kemandirian. Cara pendidikan ini tidak perlu seperti pendidikan militer yang diterapkan dengan keras dan penuh paksaan. “Biarkan anak memahami sifat-sifat dari hal-hal yang kecil, seperti membereskan mainan mereka sendiri setelah selesai digunakan atau belajar sikat gigi sendiri sejak kecil,” ujar Bunda Bekti.

Pilar selanjutnya, yaitu kejujuran. Ajak anak berkata apa adanya, tidak ada yang ditutup-tutupi dan berani mengatakan apa yang dipikirkan atau dirasakannya.

Pilar keempat adalah hormat dan santun. Sikap ini bisa dimulai dengan mengajarkan cara memperlakukan adik atau kakak atau teman main anak-anak sesuai dengan keadaan dan kondisi yang dihadapi.
Pilar kelima yaitu kasih sayang, kepedulian, dan kerja sama. Bisa dirangsang dengan bermain bersama-sama anggota keluarga dengan model permainan membangun bangunan pasir atau membuat rumah-rumahan dari mainan plastik.
Pilar keenam melingkupi percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah. Implementasi aspek ini bisa dikembangkan dengan permainan yang dilakukan seperti membentuk karakter pada pilar kelima.
Pilar selanjutnya adalah keadilan dan kepemimpinan. Bisa juga diajarkan melalui membaca atau dibacakan cerita-cerita para raja dan para nabi yang mencerminkan sikap adil dalam memimpin.
Pilar kedelapan dan kesembilan, yaitu sikap baik dan rendah hati serta toleransi, cinta damai, dan persatuan, dapat dipatrikan kepada anak melalui kegiatan bersifat kompetitif dan kreatif yang mengajarkan anak bersikap sportif terhadap apa pun hasil kegiatan tersebut.
Bila ada anak yang lebih baik daripada anak lainnya dalam melakukan sesuatu, yakinkan pada anak kalau semua yang mereka lakukan itu adalah prestasi yang tak ternilai harganya. “Anak tidak perlu diajarkan untuk mengalahkan anak yang lainnya. Nilai pentingnya adalah bagaimana semua anak mampu berbuat optimal sebisa yang mereka lakukan. Hormati apa pun hasil yang mereka raih,” tutur Bunda Bekti. Bila sembilan pilar ini dijadikan dasar dalam mendidik dan mengasuh otak anak, Bunda Bekti yakin, pribadi-pribadi cerdas, unggul, dan bermoral bukan sekadar mimpi di siang bolong. “Ini akan menjadi kenyataan. Dan kita akan melihat bagaimana bangsa ini bangkit setelah bermunculan generasi-generasi yang lahir dari pendidikan yang mengutamakan pendidikan karakter,” pungkas Bunda Bekti. Fakta Angka 95 persen Perkembangan otak pada usia di bawah tujuh tahun., agar guru dan orangtua tidak hanya menyiapkan anak untuk dapat menghafal rumus, menjawab pertanyaan dan segala ujian. Orangtua dan guru perlu mempersiapkan anak-anaknya untuk sukses menjalani hidupnya. “Karena seringnya apa yang anak pelajari di sekolah, tidak ada hubungannya dengan apa yang akan mereka hadapi dalam dunia nyata,” ujarnya.
Menurut kepala madrasah Masyhudi, S.Pd.SD kegiatan parenting ini merupakan kegiatan parenting yang kedua, pihak madrasah berkomitmen akan mengadakan kegiatan ini setiap tahun, karena pada dasarkan kesuksesan pendidikan siswa itu dipengaruhi tiga hal yaitu madrasah (guru), orang tua dan lingkungan(masyarakat). Sehingga agar tujuan tersebut tercapai perlu juga pemberian pembelajaran bagi wali murid yakni melalui kegiatan parentin ini. (Hd)

Berkunjung ke Latansa Dander siswa-siswi MIFU Sumsel belajar membatik

Mifunews. Sebagai kegiatan dipenghujung Sementer Ganjil tahun pelajaran 2018/2019 dan sesuai dengan program madrasah, tepatnya hari sabtu 1 Desember 2018 pukul 07.00 wib rombongan peserta CTL V MIFU Sumsel berangkat menuju pusat kerajinan Batik Bojonegoro “LATANSA DANDER”. Kegiatan outdoor activity adalah kegiatan yang diselenggarakan setiap bulan sekali oleh MI Fathul Ulum Sumberjokidul. Outdoor activity ini termasuk metode pembelajaran CTL ( Kontekstual Teacher Learning) sesuai dengan konteks pelajaran yang ada di kelas masing-masing. karena begitu pentingnya kegiatan ini kami bersama walimurid berkoordinasi untuk mengadakan kegiatan outdoor aktivity batik yang termasuk materi pembelajar seni budaya dan keterampilan kelas 6
Kegiatan CTL batik ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 01 Desember 2018, yang diikuti oleh siswa kelas 5 dan 6  yang berjumlah 23 siswa yang didampingi oleh 3 guru ( Pak Muhanan,  Ibu Mariya Ulfah,  dan M. Farikhin), menurut Mariya Ulfah, S.Pd kegiatan ini merupakan rangkaian program CTL yang telah diprogramkan oleh madrasah pada semester Ganjil tahun pelajaran 2018/2019. Adapun Program CTL Semester Ganjil MIFU Sumsel adalah sebagai berikut :
NO
KELAS
SASARAN CTL
TANGGAL PELAKSANAAN
1
I
KERAJINAN GERABAH BOJONEGOR
28 JULI 2018
2
II
WISATA AGROGUNA BOJONEGORO
08 SEPTEMBER 2018
3
III
STASIUN KERETA API BOJONEGORO
20 OKTOBER 2018
4
IV
TPA BANJARSARI
03 NOPEMBER 2018
5
V & VI
BATIK BOJONEGORO
01 DESEMBER 2018
Semua kegiatan sudah berjalan dan semua siswa – siswi antusias dalam mengikutinya.
Sanggar Latansa adalah salah satu pengerajin home industri Batik Bojonegoro yang beramatkan di Jl. Pemandian Gg. Batik No. 251, Dander, Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, Menurut Yoyok pengelola sanggar Latansa Batik Bojonegoro “sanggar Latansa senggaja kami siapkan sebagai wisata education dengan harapan memberikan pembelajaran begi generasi muda untuk mencintai produk lokal dan bisa melestarikannya” selain itu sanggar kami juga menyediakan berbagai jenis monif batik khas bojonegoro dengan kualitas tinggi dan harga terjankau.imbuhnya

Peserta sampai di Latansa Edukasi Batik  di Dander Kab.  Bojonegoro pukul 09.00, di sana kami disambut oleh petugas yang sedang mempersiapkan alat dan bahan membatik. Peserta pun dipersilakan untuk menunggu sampai persiapan selesai.  Setelah selesai peserta dipersilakan untuk menempati ruangan dan mengambil posisi di belakang alat batiknya masing-masing dan dihimbau untuk memperhatikan pembelajaran yang disampaikan oleh Bu Ani ( Tutori batik Latansa ).

Pembelajaran yang disampaikan oleh Bu Ani adalah tentang pengertian batik, mengenlkan alat dan bahan batik ( canting,  cap,  wajan,  malam,  kompor,  dan kain yang berbahan alami) yang langsung ditunjukkan didepan siswa -siswa, dan memberikan contoh memegang alat mewarnai batik sekaligus mempraktekannya di depan anak-anak. 
Selesai menerima pengarahan,  siswa-siswa diperkanankan untuk mewarnai batik yang sudah diberi motif pemalaman didepannya. Siswa sangat antusias mewarnai bahan batik masing-masing.  Warna ditawarkan oleh pihak penyelenggara sehingga siswa mewarnai dengan warna yang disukai.
Pewarnaan yang dilakukan siswa selesai,  kemudian dilakukan proses penguncian warna yang membutuhkan waktu sekitar 2/3 jam setelah pewarnaan.  Sambil menunggu proses pembatikan selesai,  kami pergi berwisata air alias renang di BWS ( Bojonegoro Water Sport) Pacul Kab.  Bojonegoro. Karena cuacanya mendung kamipun kembali ke madrasah pukul 13.00  WIB.
Dari kegiatan ini Siswa-siswa memperoleh pengalaman membatik yang menyenangkan dan menambah rasa cinta terhadap batik dan ingin melestarikannya.

Demikian yang dapat saya sampaikan dari kegiatan outdoor activity MI Fathul Ulum Sumberjokidul ini,  mudah-mudahan bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi madrasah-madrasah yang belum pernah mengadakan CTL  Batik di Latansa. Selamat mencoba.[ul]

Peserta Putri in Action


Serius